Miftahul Arifin ( 2011 ) |
Si
Bungsu kecil dikenal banyak tingkah dan suka buat masalah. Kiprah pendidikanya
dimulai pada tahun 2001. Ia besekolah di TK yang Ia lupa namanya, tapi karena
sering membolos akhirnya Ia mengundurkan diri. Tahun 2002 Ia mengulangi kembali
sekolahnya di TK PSM Takeran. Sekolahnya berjalan dengan mulus dan akhirnya
tamat pada tahun 2003.
Setelah
tamat TK, Si Bungsu kemudian melanjutkan studinya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) Takeran pada tahun 2003. Sekolah tersebut tidak jauh dari rumahnya, jadi
Ia setiap hari mengayuh sepeda mungilnya untuk berangkat ke sekolah. Di sekolah
Si Bungsu dikenal suka lari-lari dan maunya menang sendiri. Disini Ia
biasa-biasa saja tidak terlalu berprestasi.
Pada saat kelas 3 Ia
terkena tumor jinak tepat diantara kedua alisnya dan harus dilarikan ke rumah
sakit untuk dioperasi. Setahun setelah dioperasi, karena asyik bermain akhirnya
Ia terkena DBD (Demam Berdarah) pada saat kelas 4 dan harus dirawat di Rumah
Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah Madiun.
Setelah naik kelas 6, Ia
mulai giat belajar untuk persiapan menghadapi UASBN walaupun belajarnya sambil
menonton TV acara kesukaannya. UASBN pun telah tiba Ia mengerjakan dengan
serius dan tenang-tenang saja karena sudah ada persiapan sebelumnya. Setelah
pengumuman, Ia merasa puas dengan hasil yang Ia terima atas jerih payahnya. Ia
kemudian berhasil menempatkan diri di 5 Besar Lulusan Terbaik MIN Takeran.
Setelah
lulus dari MIN Takeran pada tahun 2009, Ia sebelumnya berkeinginan untuk
melanjutkan di Pondok Pesantren, tapi karena ada hambatan jadi Ia melanjutkan
ke sebuah madrasah yang terletak di kota sebelah sejauh ±7 Km yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri (Mtsuga N) Kota Madiun.
Disini Si Bungsu dikenak agak pendiam walupun itu bukan sifat aslinya.
Setiap hari Ia berangkat
bersama ayahnya yang kebetulan sejalur dengan tempat kerja ayahnya dan Ia
pulang juga bersama ayahnya. Ia berangkat pukul 06.00 dan pulang pukul
15.30. Ia sering mengikuti
olimpiade-olimpiade dan cerdas cermat di tingkat kota dan pernah sekali ikut
Olimpiade Sains Kemenag (OSK) di tingkat provinsi, walaupun hanya hampir menang
tapi Ia tetap berusaha.
Saat ulangan,
teman-temannya sering menanyai jawaban kepadanya tetapi Ia tidak meperdulikan
menganggap seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Oleh karena itu, Si Bungsu juga
dikenal pelit dalam memberi jawaban soal ulangan tapi Insya Allah dalam sedekah
Ia tidak pelit. Dari kelas 7 sampai kelas 9 Ia berada di kelas A.
Tanggal 23 sampai 26
April 2012 Ia menjalani Ujian Nasional (UN). Ia menjalani UN dengan sangat
tenang dan percaya diri karena sudah ada pembekalan sebelumnya. Saat yang dinantikan
tiba yaitu pengumuman kelulusan. Akhirnya Ia lulus dengan nilai yang memuaskan
dan menjadi lulusan terbaik di sekolahnya tahun 2012.
Setelah
lulus dari MTsN Kota Madiun Si Bungsu bingung ingin melanjutkan kemana,
akhirnya Ia mencoba mendaftar di MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN 2 Madiun.
Di MAN 2 Madiun Ia diterima dan telah melakukan daftar ulang. Di MAN Insan
Cendekia Serpong Ia baru akan melaksanakan tes di Sidoarjo.
Saat tes telah tiba, Ia
mengerjakan dengan penuh percaya diri. Ia sempat kesulitan dalam mengerjakan
bahasa Arab, menurutnya materinya belum diajarkan dan kosa katanya terlalu
asing. Tes telah selesai yang bisa Ia lakukan ialah berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan siang-malam berbagai ritual khusus hingga pengumuman penerimaan.
Hari pengumuman telah tiba tepat pukul 13.00 Ia langsung menatap layar terpaku
dan melihat hasil jerih payahnya. Tapi pengumumanya ternyata belum muncul,
dikatakan pukul 13.00 tapi ternyata belum muncul. Ia menunggu hingga larut
malam, akhirnya pengumumannya keluar juga Ia membuka dengan pelan-pelan sambil
komat-kamit berharap diterima, “Alhadulillah” kata Si Bungsu. Ia diterima di
MAN Insan Cendekia Serpong dan namanya terpampang di urutan ke-58. Karena sudah
terlanjur daftar ulang di MAN 2 Madiun Ia membatalkan sekolah disana dan
memilih melanjutkan ke MAN Insan Cendekia Serpong.
Tanggal 7 Juli 2012 Si
Bungsu mulai masuk ke MAN Insan Cendekia Serpong. Minggu pertama Ia langsung
dihadapkan pada Pekan Ta’aruf Siswa (PTS), nama PTS-nya al-Buruuj yang berarti
“Gugusan Bintang”. Ia menjalani PTS dengan suka dan duka. Sukanya Ia memperoleh
pengalaman yang berharga dan dukanya Ia dibantai habis-habisan oleh kakak-kakak
tatib. Setelah PTS Ia mulai menjalani sekolah sebagaimana biasanya dan masuk di
kelas X-5 (Unpentium Betelgeuse).
Setelah lulus dari MAN
Insan Cendekia Serpong nanti Ia berkeinginan melanjutkan ke Institut Teknologi
Bandung (ITB), Nahyang Technological University (NTU) dan University of Tokyo.