Wednesday, August 22, 2012

Si Bungsu, Dari Takeran Ke Tangerang



Miftahul Arifin ( 2011 )
            Di sebuah kota kecil dekat perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Seseorang yang ingin menjadi Ilmuan, Enginer, Programmer, Pengusaha dan Penghuni surga. Berawal dari jerih payah Ibunya yang mengandung selama ±9 bulan, akhirnya lahirlah seorang anak berjenis kelamin laki-laki di pagi buta pada Sabtu Wage tanggal 11 bulan ke-10 tahun 1997, tepatnya di Desa Takeran Kabupaten Magetan. Siapakah sosok misterius ini? Ya, Dia adalah Miftahul Arifin yang berarti “Kunci Kearifan” atau akrab disapa Arifin, Aripin, Afin, Apin, Ipin dan Miftahul. Anak ke-4 dari 4 bersaudara. Si Bungsu dilahirkan di tengah krisis moneter Indonesia. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarganya, kakak-kakaknya perempuan semua. Kedua orangtuanya bekerja sebagai guru SMA di sekolah negeri.
            Si Bungsu kecil dikenal banyak tingkah dan suka buat masalah. Kiprah pendidikanya dimulai pada tahun 2001. Ia besekolah di TK yang Ia lupa namanya, tapi karena sering membolos akhirnya Ia mengundurkan diri. Tahun 2002 Ia mengulangi kembali sekolahnya di TK PSM Takeran. Sekolahnya berjalan dengan mulus dan akhirnya tamat pada tahun 2003.
            Setelah tamat TK, Si Bungsu kemudian melanjutkan studinya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Takeran pada tahun 2003. Sekolah tersebut tidak jauh dari rumahnya, jadi Ia setiap hari mengayuh sepeda mungilnya untuk berangkat ke sekolah. Di sekolah Si Bungsu dikenal suka lari-lari dan maunya menang sendiri. Disini Ia biasa-biasa saja tidak terlalu berprestasi.
Pada saat kelas 3 Ia terkena tumor jinak tepat diantara kedua alisnya dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk dioperasi. Setahun setelah dioperasi, karena asyik bermain akhirnya Ia terkena DBD (Demam Berdarah) pada saat kelas 4 dan harus dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Aisyah Madiun.
Setelah naik kelas 6, Ia mulai giat belajar untuk persiapan menghadapi UASBN walaupun belajarnya sambil menonton TV acara kesukaannya. UASBN pun telah tiba Ia mengerjakan dengan serius dan tenang-tenang saja karena sudah ada persiapan sebelumnya. Setelah pengumuman, Ia merasa puas dengan hasil yang Ia terima atas jerih payahnya. Ia kemudian berhasil menempatkan diri di 5 Besar Lulusan Terbaik MIN Takeran.
            Setelah lulus dari MIN Takeran pada tahun 2009, Ia sebelumnya berkeinginan untuk melanjutkan di Pondok Pesantren, tapi karena ada hambatan jadi Ia melanjutkan ke sebuah madrasah yang terletak di kota sebelah sejauh ±7 Km yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri (Mtsuga N) Kota Madiun. Disini Si Bungsu dikenak agak pendiam walupun itu bukan sifat aslinya.
Setiap hari Ia berangkat bersama ayahnya yang kebetulan sejalur dengan tempat kerja ayahnya dan Ia pulang juga bersama ayahnya. Ia berangkat pukul 06.00 dan pulang pukul 15.30.  Ia sering mengikuti olimpiade-olimpiade dan cerdas cermat di tingkat kota dan pernah sekali ikut Olimpiade Sains Kemenag (OSK) di tingkat provinsi, walaupun hanya hampir menang tapi Ia tetap berusaha.
Saat ulangan, teman-temannya sering menanyai jawaban kepadanya tetapi Ia tidak meperdulikan menganggap seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Oleh karena itu, Si Bungsu juga dikenal pelit dalam memberi jawaban soal ulangan tapi Insya Allah dalam sedekah Ia tidak pelit. Dari kelas 7 sampai kelas 9 Ia berada di kelas A.
Tanggal 23 sampai 26 April 2012 Ia menjalani Ujian Nasional (UN). Ia menjalani UN dengan sangat tenang dan percaya diri karena sudah ada pembekalan sebelumnya. Saat yang dinantikan tiba yaitu pengumuman kelulusan. Akhirnya Ia lulus dengan nilai yang memuaskan dan menjadi lulusan terbaik di sekolahnya tahun 2012.
            Setelah lulus dari MTsN Kota Madiun Si Bungsu bingung ingin melanjutkan kemana, akhirnya Ia mencoba mendaftar di MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN 2 Madiun. Di MAN 2 Madiun Ia diterima dan telah melakukan daftar ulang. Di MAN Insan Cendekia Serpong Ia baru akan melaksanakan tes di Sidoarjo.
Saat tes telah tiba, Ia mengerjakan dengan penuh percaya diri. Ia sempat kesulitan dalam mengerjakan bahasa Arab, menurutnya materinya belum diajarkan dan kosa katanya terlalu asing. Tes telah selesai yang bisa Ia lakukan ialah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan siang-malam berbagai ritual khusus hingga pengumuman penerimaan. Hari pengumuman telah tiba tepat pukul 13.00 Ia langsung menatap layar terpaku dan melihat hasil jerih payahnya. Tapi pengumumanya ternyata belum muncul, dikatakan pukul 13.00 tapi ternyata belum muncul. Ia menunggu hingga larut malam, akhirnya pengumumannya keluar juga Ia membuka dengan pelan-pelan sambil komat-kamit berharap diterima, “Alhadulillah” kata Si Bungsu. Ia diterima di MAN Insan Cendekia Serpong dan namanya terpampang di urutan ke-58. Karena sudah terlanjur daftar ulang di MAN 2 Madiun Ia membatalkan sekolah disana dan memilih melanjutkan ke MAN Insan Cendekia Serpong.
Tanggal 7 Juli 2012 Si Bungsu mulai masuk ke MAN Insan Cendekia Serpong. Minggu pertama Ia langsung dihadapkan pada Pekan Ta’aruf Siswa (PTS), nama PTS-nya al-Buruuj yang berarti “Gugusan Bintang”. Ia menjalani PTS dengan suka dan duka. Sukanya Ia memperoleh pengalaman yang berharga dan dukanya Ia dibantai habis-habisan oleh kakak-kakak tatib. Setelah PTS Ia mulai menjalani sekolah sebagaimana biasanya dan masuk di kelas X-5 (Unpentium Betelgeuse).
Setelah lulus dari MAN Insan Cendekia Serpong nanti Ia berkeinginan melanjutkan ke Institut Teknologi Bandung (ITB), Nahyang Technological University (NTU) dan University of Tokyo.

3 comments:

Miftahul Arifin said...

Diambil dari tugas bahasa Indonesia

firzaca said...

iseng nyari unpentium betelgeuse di google dan menemukan ini! :D
ini persis yg gua bacain waktu gua elu choir apip sekelompok. yakan?

Unknown said...

kereen

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons